Langsung ke konten utama

Seri Rembang-Pedia



SEGERA!

Rembang, sebuah Kabupaten di ujung timur pesisir Provinsi Jawa Tengah, ternyata punya sejarah dan warisan budaya dan ilmu pengetahuan yang luar biasa lho. Yap, Rembang punya sejarah panjang yang membentang sejak masa pra sejarah hingga di masa sekarang. Puluhan tokoh-tokoh bersejarah dengan beragam kompetensi bidang kehidupan lahir dan menempa ilmu di daerah ini, bahkan sebelum "Kabupaten Rembang" itu sendiri berdiri. 

Dalam seri ini, Kang Admin mengajak para pembaca budiman kembali menelusuri warisan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang telah tumbuh, berkembang dan pupus di Kabupaten Rembang. Kita akan kembali ke masa lalu, mencoba menyapa para Aulia, Sunan, Adipati, Panglima dan para santri yang telah mencurahkan jiwa dan raganya bagi perkembangan peradaban manusia di tanah ini, ...dan tentunya coba tuk merefleksikannya bagi masa kini dan masa depan kita semua. 

Jadi, selamat membac....eitss, selamat berpetualang!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

11 Pustaka tentang Rembang yang Wajib Kamu Baca

Yuk cari tahu lebih dalam mengenai sejarah kota tercintamu melalui 10 publikasi karya para pujangga, para peneliti dan cendekiawan di bawah ini. 1. Carita Lasem Carita Lasem atau Babad Lasem merupakan sebuah kronik lokal yang menceritakan sejarah wilayah Lasem dan sekitarnya sejak masa Majapahit hingga era kolonialisme. Kisah dalam kronik ini secara umum berpusat pada Kadipaten Lasem, sebuah monarki yang berpusat di Lasem (kini Kecamatan Lasem, Kabupaten Lasem) sebelum akhirnya dihapuskan pada abad 18-19 M, seiring masuknya penetrasi penjajah di wilayah teluk Rembang. Kronik ini digubah oleh Raden Panji Kamzah, seorang priyayi jawa keturunan trah Kadipaten Lasem, pada tahun 1858. Gubahan tersebut disalin kembali oleh keturunan Panji Kamzah, yang bernama Raden Panji Karsono dalam aksara latin. Pada tahun 1985, Carita Lasem dicetak oleh penerbir pembabar pustaka Lasem dan dijadikan satu dengan sebuah teks ajarah budhisme yang berjudul Pustaka Badrasanti. Pada tahun 2017, carita lasem...

Manusia, Agama, dan Kebudayaan (1)

Belakangan ini, bermunculan kelompok-kelompok Islam transnasional [1] yang berusaha menghapus budaya Islam yang sudah mapan di masyarakat. Kelompok-kelompok tersebut memiliki paham sangat tekstualis atas agama, sehingga pengamalan agama menjadi sangat kaku dan terkesan bertentangan dengan karakteristik Islam di Nusantara. Mereka melakukan gerakan puritan [2]   dengan cara yang radikal dan frontal. Pada akhirnya gerakan tersebut malah memunculkan maraknya gelombang takfirisme [3] yang kini marak terjadi di masyarakat kita. Masalah di atas diperparah dengan minimnya pengajaran (orientasi) dan pewarisan budaya di masyarakat kita. Pendidikan kita kini cenderung bersifat materialistik telah menginggalkan norma-norma luhur kultur kearifan bangsa. Maka jangan heran jika banyak dari generasi muda kita tidak memiliki rasa memilki atas budaya bangsanya sendiri, sehingga ketika muncul gerakan-gerakan yang mempertanyakan keabsahan budaya masyarakatnya sendiri, masyarakat tersebut ...